Pemberitaan Majalah Tempo terkait kasus dugaan korupsi dana bansos Covid-19 yang menjerat eks Menteri Sosial Juliari Peter Batubara membuat heboh beberapa waktu lalu.
Penyebabnya, karena nama anak sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani turut disebut dalam pemberitaan itu.
Namun demikian, Pemred Majalah Tempo, Wahyu Dhyatmika memastikan bahwa penyebutan itu sudah berdasarkan hasil investigasi dan verifikasi berlapis.
"Laporan ini berawal dari penetapan Menteri Juliari Batubara sebagai tersangka di KPK. Laporan ini dipersiapkan sekitar 2 minggu, sejak Menteri Juliari ditetapkan sebagai tersangka," ujar Wahyu Dhyatmika dalam keterangannya melalui sebuah video yang diterima redaksi, Senin (28/12).
Wahyu menuturkan, sejak menteri asal PDI Perjuangan itu ditetapkan tersangka, pihaknya mendapatkan informasi dari sejumlah pengusaha yang mengaku dimintai suap untuk menjadi pemasok atau vendor bansos di Kementerian Sosial (Kemensos).
"Dari sejumlah pengusaha itu kami menelusuri lagi ke hulu, ke para staf PNS di Kemensos yang terlibat dalam proyek ini. Dari keterangan-keterangan merekalah kemudian kami himpun, kami konfirmasi ke para penegak hukum yang mengawal kasus ini," tuturnya.
Atas dasar itu, Wahyu menegaskan bahwa nama-nama yang muncul maupun kronologis kejadian kasus itu semuanya berasal dari penelusuran Majalah Tempo di lapangan. Alhasil, nama-nama politisi PDI Perjuangan memang disebutkan oleh narasumber-narasumber yang ditemui Tempo.
Wahyu menambahkan, narasumber-narasumber yang ditemui Tempo pun tidak langsung dikutip. Tapi terlebih dahulu dicek latar belakangnya, apakah mereka cukup kredibel untuk menyampaikan keterangan.
"Sebagai contoh ketika nama Gibran misalnya, itu muncul tidak hanya dari 2 sumber yang kami kutip. Ada 1 sumber lagi yang tidak kami cantumkan yang juga menyebut nama yang bersangkutan (Gibran). Tetapi, karena kasar verifikasinya, menurut kami tidak layak nama si sumber ini tidak kami cantumkan," ungkapnya.
"Jadi memang, sudah melalui proses kehati-hatian yang cukup dan kami melalui proses verifikasi yang cukup berlapis," imbuhnya menegaskan.
Adapun, lanjut Wahyu, untuk proses konfirmasi, nama politisi PDI Perjuangan yang disebut dalam kasus bansos Covid-19 ini seperti Gibran Rakabuming Raka dan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani, sudah dilakukan sejak Juliari Peter Batubara ditetapkan tersangka oleh lembaga antirasuah.
Namun, baik Gibran maupun Puan, keduanya tidak memberikan keterangan apapun.
"Dalam proses konfirmasi kami akui kami tidak berhasil mendapatkan jawaban dari Gibran maupun Puan," kata Wahyu.
"Lagi-lagi ini bukan karena keterbatasan upaya. Upaya untuk bertanya kepada Gibran misalnya sudah dilayangkan sejak sebelum pilkada. Jadi, laporan ini dipersiapkan sekitar 2 minggu, sejak Menteri Juliari ditetapkan sebagai tersangka," pungkasnya.
Nama putera sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan puteri Ketua Umum PDI Perjuangan Puan Maharani muncul dalam kasus dugaan korupsi dana bansos yang menjerat eks Mensos Juliari Peter Batubara.
Diberitakan Majalah Tempo, Tim khusus Menteri Sosial Juliari Batubara diduga menampung fee dari perusahaan yang ditunjuk untuk mengadakan bantuan sosial bahan kebutuhan pokok.
Mereka menunjuk perusahaan yang belum lama berdiri sebagai pemenang. Paket bantuan itu disebut-sebut dikuasai sejumlah politikus dan pejabat negara. Duit suap disinyalir mengalir kepada calon kepala daerah dari PDI Perjuangan.
Bahkan, Juliari Batubara dan tim khususnya juga menunjuk rekanan untuk memproduksi goodie bag yang akan diproduksi oleh PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex. Masuknya nama Sritex disebut atas rekomendasi putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.
Diberitakan juga bahwa Juliari saat bertandang ke luar kota juga menggunakan sewa jet pribadi berkisar Rp 40 juta per jam. Dia menggunakan pesawat carteran itu saat berkunjung ke Kendal, Jawa Tengah; Medan; Bali; dan Malang, Jawa Timur.
Tak hanya untuk membayar jet pribadi, duit suap diduga juga mengalir buat memenangkan calon kepala daerah dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam pilkada yang digelar 9 Desember lalu.
Juliari juga disebut bertemu dengan salah satu anggota staf Ketua PDI Perjuangan Puan Maharani berinisial L. Dalam pertemuan itulah duit miliaran rupiah diserahkan kepada perempuan tersebut.
NEXT>>>>>>
software untuk mengakses internet
plasa hosting
jasa pembuatan website iklan baris
spesifikasi komputer server
kumpulan software komputer
hosting and domain
pengertian klaim asuransi
webhost indonesia
asuransi islam
dedicated server indonesia
pengertian premi asuransi
atlas indonesia
pengertian asuransi syariah
web hosting terbaik di indonesia
perusahaan keuangan di indonesia
hosting web
daftar asuransi terbaik di indonesia
download software pc terbaru
web hosting terbaik indonesia
web hosting terbaik indonesia
makalah tentang asuransi kesehatan
makalah asuransi
cloud hosting indonesia
usaha kesehatan sekolah
universitas islam attahiriyah
travelling in indonesia
contoh bisnis plan sederhana
daftar perusahaan asuransi di indonesia
universitas internasional batam
webhosting terbaik
cloud server indonesia
file hosting indonesia
hosting domain murah
asuransi menurut islam
jumlah penduduk indonesia
biaya kuliah universitas pancasila
web hosting termurah
web hosting gratisan
manulife indonesia
pt asuransi adira dinamika
indonesian travel
domain murah
allianz indonesia
harga web hosting
universitas pendidikan indonesia
cara membuat server vpn
peringkat universitas di indonesia
web hosting support php
host indonesia
domain paling murah
biaya kuliah universitas trisakti
harga hosting website
indonesia travel guide
hosting domain
website builder indonesia
jurusan universitas indonesia
domain dan hosting
web hosting indonesia
indonesia travel
laporan keuangan perusahaan go publik
daftar universitas di indonesia
domain dan hosting adalah
daftar asuransi terbaik
kode negara indonesia
pengertian hukum asuransi
universitas multimedia nusantara
beli domain indonesia
vps indonesia
asuransi perjalanan ke eropa
peta indonesia lengkap
webhosting indonesia
makalah asuransi syariah
asuransi perusahaan
adira asuransi
promo domain murah
bus indonesia
domain hosting murah
daftar asuransi
pengertian asuransi pendidikan
Nunavut budaya
Lini Dayton Freight
Hard drive Data Recovery Services
Donate a Car di Maryland
Pengganti motor
Insurance
Gas/Electricity
Mortgage
Attorney
Loans
Lawyer
Donate
Conference Call
Degree
Credit
Pemberitaan Majalah Tempo terkait kasus dugaan korupsi dana bansos Covid-19 yang menjerat eks Menteri Sosial Juliari Peter Batubara membuat heboh beberapa waktu lalu.
Penyebabnya, karena nama anak sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani turut disebut dalam pemberitaan itu.
Namun demikian, Pemred Majalah Tempo, Wahyu Dhyatmika memastikan bahwa penyebutan itu sudah berdasarkan hasil investigasi dan verifikasi berlapis.
"Laporan ini berawal dari penetapan Menteri Juliari Batubara sebagai tersangka di KPK. Laporan ini dipersiapkan sekitar 2 minggu, sejak Menteri Juliari ditetapkan sebagai tersangka," ujar Wahyu Dhyatmika dalam keterangannya melalui sebuah video yang diterima redaksi, Senin (28/12).
Wahyu menuturkan, sejak menteri asal PDI Perjuangan itu ditetapkan tersangka, pihaknya mendapatkan informasi dari sejumlah pengusaha yang mengaku dimintai suap untuk menjadi pemasok atau vendor bansos di Kementerian Sosial (Kemensos).
"Dari sejumlah pengusaha itu kami menelusuri lagi ke hulu, ke para staf PNS di Kemensos yang terlibat dalam proyek ini. Dari keterangan-keterangan merekalah kemudian kami himpun, kami konfirmasi ke para penegak hukum yang mengawal kasus ini," tuturnya.
Atas dasar itu, Wahyu menegaskan bahwa nama-nama yang muncul maupun kronologis kejadian kasus itu semuanya berasal dari penelusuran Majalah Tempo di lapangan. Alhasil, nama-nama politisi PDI Perjuangan memang disebutkan oleh narasumber-narasumber yang ditemui Tempo.
Wahyu menambahkan, narasumber-narasumber yang ditemui Tempo pun tidak langsung dikutip. Tapi terlebih dahulu dicek latar belakangnya, apakah mereka cukup kredibel untuk menyampaikan keterangan.
"Sebagai contoh ketika nama Gibran misalnya, itu muncul tidak hanya dari 2 sumber yang kami kutip. Ada 1 sumber lagi yang tidak kami cantumkan yang juga menyebut nama yang bersangkutan (Gibran). Tetapi, karena kasar verifikasinya, menurut kami tidak layak nama si sumber ini tidak kami cantumkan," ungkapnya.
"Jadi memang, sudah melalui proses kehati-hatian yang cukup dan kami melalui proses verifikasi yang cukup berlapis," imbuhnya menegaskan.
Adapun, lanjut Wahyu, untuk proses konfirmasi, nama politisi PDI Perjuangan yang disebut dalam kasus bansos Covid-19 ini seperti Gibran Rakabuming Raka dan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani, sudah dilakukan sejak Juliari Peter Batubara ditetapkan tersangka oleh lembaga antirasuah.
Namun, baik Gibran maupun Puan, keduanya tidak memberikan keterangan apapun.
"Dalam proses konfirmasi kami akui kami tidak berhasil mendapatkan jawaban dari Gibran maupun Puan," kata Wahyu.
"Lagi-lagi ini bukan karena keterbatasan upaya. Upaya untuk bertanya kepada Gibran misalnya sudah dilayangkan sejak sebelum pilkada. Jadi, laporan ini dipersiapkan sekitar 2 minggu, sejak Menteri Juliari ditetapkan sebagai tersangka," pungkasnya.
Nama putera sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan puteri Ketua Umum PDI Perjuangan Puan Maharani muncul dalam kasus dugaan korupsi dana bansos yang menjerat eks Mensos Juliari Peter Batubara.
Diberitakan Majalah Tempo, Tim khusus Menteri Sosial Juliari Batubara diduga menampung fee dari perusahaan yang ditunjuk untuk mengadakan bantuan sosial bahan kebutuhan pokok.
Mereka menunjuk perusahaan yang belum lama berdiri sebagai pemenang. Paket bantuan itu disebut-sebut dikuasai sejumlah politikus dan pejabat negara. Duit suap disinyalir mengalir kepada calon kepala daerah dari PDI Perjuangan.
Bahkan, Juliari Batubara dan tim khususnya juga menunjuk rekanan untuk memproduksi goodie bag yang akan diproduksi oleh PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex. Masuknya nama Sritex disebut atas rekomendasi putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.
Diberitakan juga bahwa Juliari saat bertandang ke luar kota juga menggunakan sewa jet pribadi berkisar Rp 40 juta per jam. Dia menggunakan pesawat carteran itu saat berkunjung ke Kendal, Jawa Tengah; Medan; Bali; dan Malang, Jawa Timur.
Tak hanya untuk membayar jet pribadi, duit suap diduga juga mengalir buat memenangkan calon kepala daerah dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam pilkada yang digelar 9 Desember lalu.
Juliari juga disebut bertemu dengan salah satu anggota staf Ketua PDI Perjuangan Puan Maharani berinisial L. Dalam pertemuan itulah duit miliaran rupiah diserahkan kepada perempuan tersebut.
NEXT>>>>>>
0 Response to "Wahyu Dhyatmika Pemred TEMPO : Penyebutan Nama Gibran dan Puan Sudah Lewati Verifikasi Berlapis"
Post a comment