- BPKP menemukan indikasi penggelembungan harga tas bantuan sosial, dengan kelebihan pembayaran sekitar Rp 6,09 miliar.
- Audit dengan tujuan tertentu oleh BPKP menemukan kemahalan harga goodie bag bertulisan 'Bantuan Presiden RI melalui Kementerian Sosial'.
- Kementerian menganggarkan Rp 15 ribu untuk setiap tas bantuan dengan harga wajar Rp 6.500 per buah.
Dugaan harga tak wajar tidak hanya menyangkut isi paket bantuan bagi warga yang terkena dampak pandemi Covid-19 di wilayah Jabodetabek. Audit dengan tujuan tertentu oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) juga menemukan dugaan penggelembungan anggaran pembuatan goodie bag bertulisan “Bantuan Presiden RI Melalui Kementerian Sosial” itu.
Kementerian Sosial menganggarkan pembelian tas tersebut Rp 15 ribu per buah. Padahal, menurut penelusuran BPKP, pabrik penyedia tas kain--salah satunya PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex--hanya menawarkan harga Rp 12.300 per unit. Tawaran itu pun sudah kemahalan. Sebab, ongkos wajar produksi tas kain itu jauh lebih murah, hanya Rp 6.500 per unit.
Dalam salinan risalah pemeriksaan yang diperoleh Tempo, BPKP menghitung kelebihan pembayaran dalam pengadaan goodie bag saja sebesar Rp 6,09 miliar. Hitungan itu pun baru berdasarkan pemeriksaan atas pengadaan 7,07 juta paket senilai Rp 2,27 triliun dalam program penyaluran tahap 1-4 dan bantuan kebutuhan pokok itu. Sedangkan Kementerian Sosial telah menggelontorkan 22,8 juta paket bantuan kebutuhan pokok dalam 12 tahap selama April-Desember.
Direktur Pengawasan Bidang Sosial dan Penanganan Bencana BPKP, Michael Rolandi, membenarkan lembaganya memeriksa program bantuan sejak Juli lalu. Salah satu yang diperiksa, kata dia, adalah penyediaan goodie bag oleh tiga perusahaan rekanan pemerintah. Namun Michael menolak membeberkan hasil audit yang tidak dipublikasikan itu. "Kami sudah sampaikan hasil pemeriksaan ke Kementerian Sosial, dan sudah ditanggapi oleh yang bersangkutan," ujar dia.
Menyeret Nama Gibran
Pengadaan tas bantuan oleh Sritex menyeret nama anak sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka. Kepada majalah Tempo, dua anggota staf di Kementerian Sosial bercerita. Semula mereka mencari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menjadi vendor tas kain pembungkus paket bantuan sosial yang dipasok oleh PT Integra Padma Mandiri, salah satu vendor pengadaan bahan kebutuhan.
Namun kedua anggota staf tersebut membatalkan pencarian UMKM atas permintaan Menteri Sosial Juliari Batubara, yang kini menjadi tersangka kasus korupsi dana bantuan sosial. Sang menteri rupanya telah menunjuk perusahaan besar, Sritex, untuk pengadaan tas tersebut. “Itu bagian anak Pak Lurah,” tutur seorang di antaranya kepada Tempo. Sebutan “Pak Lurah” mengacu pada Jokowi.
Gibran Membantah
Gibran membantah telah merekomendasikan Sritex sebagai penyedia goodie bag bantuan sosial. "Saya namanya disebut-sebut kasus itu, tidak benar. Saya tidak pernah merekomendasikan ikut campur dalam urusan bansos, apalagi merekomendasikan goodie bag," ujar dia di Banjarsari, Solo, kemarin (21/12/2020).
Gibran, yang baru saja terpilih sebagai Wali Kota Solo, juga menyilakan wartawan untuk mengkonfirmasi hal tersebut kepada PT Sritex dan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Head of Corporate Communications Sritex, Joy Citra Dewi, tidak menjawab pertanyaan Tempo berkaitan dengan harga tas versi BPKP. Dia hanya membantah perolehan proyek tas berdasarkan rekomendasi Gibran. "Tudingan yang beredar mengenai adanya rekomendasi dari Gibran Rakabuming Raka itu tidak benar," kata dia melalui pesan pendek. Lewat siaran pers, Joy menjelaskan, pemesanan tas datang langsung dari Kementerian Sosial pada April lalu.
Inspektur Jenderal Kementerian Sosial, Dadang Iskandar, mengatakan sedang mempelajari temuan BPKP. "Saya baru terima LHP (laporan hasil pemeriksaan) tanggal 18 Desember, sedang dipelajari dan proses ditindaklanjuti," kata dia.
(Sumber: Koran TEMPO)
software untuk mengakses internet
plasa hosting
jasa pembuatan website iklan baris
spesifikasi komputer server
kumpulan software komputer
hosting and domain
pengertian klaim asuransi
webhost indonesia
asuransi islam
dedicated server indonesia
pengertian premi asuransi
atlas indonesia
pengertian asuransi syariah
web hosting terbaik di indonesia
perusahaan keuangan di indonesia
hosting web
daftar asuransi terbaik di indonesia
download software pc terbaru
web hosting terbaik indonesia
web hosting terbaik indonesia
makalah tentang asuransi kesehatan
makalah asuransi
cloud hosting indonesia
usaha kesehatan sekolah
universitas islam attahiriyah
travelling in indonesia
contoh bisnis plan sederhana
daftar perusahaan asuransi di indonesia
universitas internasional batam
webhosting terbaik
cloud server indonesia
file hosting indonesia
hosting domain murah
asuransi menurut islam
jumlah penduduk indonesia
biaya kuliah universitas pancasila
web hosting termurah
web hosting gratisan
manulife indonesia
pt asuransi adira dinamika
indonesian travel
domain murah
allianz indonesia
harga web hosting
universitas pendidikan indonesia
cara membuat server vpn
peringkat universitas di indonesia
web hosting support php
host indonesia
domain paling murah
biaya kuliah universitas trisakti
harga hosting website
indonesia travel guide
hosting domain
website builder indonesia
jurusan universitas indonesia
domain dan hosting
web hosting indonesia
indonesia travel
laporan keuangan perusahaan go publik
daftar universitas di indonesia
domain dan hosting adalah
daftar asuransi terbaik
kode negara indonesia
pengertian hukum asuransi
universitas multimedia nusantara
beli domain indonesia
vps indonesia
asuransi perjalanan ke eropa
peta indonesia lengkap
webhosting indonesia
makalah asuransi syariah
asuransi perusahaan
adira asuransi
promo domain murah
bus indonesia
domain hosting murah
daftar asuransi
pengertian asuransi pendidikan
Nunavut budaya
Lini Dayton Freight
Hard drive Data Recovery Services
Donate a Car di Maryland
Pengganti motor
Insurance
Gas/Electricity
Mortgage
Attorney
Loans
Lawyer
Donate
Conference Call
Degree
Credit
- BPKP menemukan indikasi penggelembungan harga tas bantuan sosial, dengan kelebihan pembayaran sekitar Rp 6,09 miliar.
- Audit dengan tujuan tertentu oleh BPKP menemukan kemahalan harga goodie bag bertulisan 'Bantuan Presiden RI melalui Kementerian Sosial'.
- Kementerian menganggarkan Rp 15 ribu untuk setiap tas bantuan dengan harga wajar Rp 6.500 per buah.
Dugaan harga tak wajar tidak hanya menyangkut isi paket bantuan bagi warga yang terkena dampak pandemi Covid-19 di wilayah Jabodetabek. Audit dengan tujuan tertentu oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) juga menemukan dugaan penggelembungan anggaran pembuatan goodie bag bertulisan “Bantuan Presiden RI Melalui Kementerian Sosial” itu.
Kementerian Sosial menganggarkan pembelian tas tersebut Rp 15 ribu per buah. Padahal, menurut penelusuran BPKP, pabrik penyedia tas kain--salah satunya PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex--hanya menawarkan harga Rp 12.300 per unit. Tawaran itu pun sudah kemahalan. Sebab, ongkos wajar produksi tas kain itu jauh lebih murah, hanya Rp 6.500 per unit.
Dalam salinan risalah pemeriksaan yang diperoleh Tempo, BPKP menghitung kelebihan pembayaran dalam pengadaan goodie bag saja sebesar Rp 6,09 miliar. Hitungan itu pun baru berdasarkan pemeriksaan atas pengadaan 7,07 juta paket senilai Rp 2,27 triliun dalam program penyaluran tahap 1-4 dan bantuan kebutuhan pokok itu. Sedangkan Kementerian Sosial telah menggelontorkan 22,8 juta paket bantuan kebutuhan pokok dalam 12 tahap selama April-Desember.
Direktur Pengawasan Bidang Sosial dan Penanganan Bencana BPKP, Michael Rolandi, membenarkan lembaganya memeriksa program bantuan sejak Juli lalu. Salah satu yang diperiksa, kata dia, adalah penyediaan goodie bag oleh tiga perusahaan rekanan pemerintah. Namun Michael menolak membeberkan hasil audit yang tidak dipublikasikan itu. "Kami sudah sampaikan hasil pemeriksaan ke Kementerian Sosial, dan sudah ditanggapi oleh yang bersangkutan," ujar dia.
Menyeret Nama Gibran
Pengadaan tas bantuan oleh Sritex menyeret nama anak sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka. Kepada majalah Tempo, dua anggota staf di Kementerian Sosial bercerita. Semula mereka mencari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menjadi vendor tas kain pembungkus paket bantuan sosial yang dipasok oleh PT Integra Padma Mandiri, salah satu vendor pengadaan bahan kebutuhan.
Namun kedua anggota staf tersebut membatalkan pencarian UMKM atas permintaan Menteri Sosial Juliari Batubara, yang kini menjadi tersangka kasus korupsi dana bantuan sosial. Sang menteri rupanya telah menunjuk perusahaan besar, Sritex, untuk pengadaan tas tersebut. “Itu bagian anak Pak Lurah,” tutur seorang di antaranya kepada Tempo. Sebutan “Pak Lurah” mengacu pada Jokowi.
Gibran Membantah
Gibran membantah telah merekomendasikan Sritex sebagai penyedia goodie bag bantuan sosial. "Saya namanya disebut-sebut kasus itu, tidak benar. Saya tidak pernah merekomendasikan ikut campur dalam urusan bansos, apalagi merekomendasikan goodie bag," ujar dia di Banjarsari, Solo, kemarin (21/12/2020).
Gibran, yang baru saja terpilih sebagai Wali Kota Solo, juga menyilakan wartawan untuk mengkonfirmasi hal tersebut kepada PT Sritex dan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Head of Corporate Communications Sritex, Joy Citra Dewi, tidak menjawab pertanyaan Tempo berkaitan dengan harga tas versi BPKP. Dia hanya membantah perolehan proyek tas berdasarkan rekomendasi Gibran. "Tudingan yang beredar mengenai adanya rekomendasi dari Gibran Rakabuming Raka itu tidak benar," kata dia melalui pesan pendek. Lewat siaran pers, Joy menjelaskan, pemesanan tas datang langsung dari Kementerian Sosial pada April lalu.
Inspektur Jenderal Kementerian Sosial, Dadang Iskandar, mengatakan sedang mempelajari temuan BPKP. "Saya baru terima LHP (laporan hasil pemeriksaan) tanggal 18 Desember, sedang dipelajari dan proses ditindaklanjuti," kata dia.
(Sumber: Koran TEMPO)
0 Response to "DUHUUUAAAR, BPKP Temukan Indikasi Penggelembungan Harga Tas Bansos Senilai Rp 6,09 Miliyar"
Post a comment