Gubernur Anies Baswedan tak henti-hentinya membuat kebijakan kontroversial yang membuatnya terus-terusan mendapat sorotan tajam.
Terbaru adalah proyek revitalisasi Monas. Yang awalnya bersikukuh, kini proyek itu dihentikan.
Akan tetapi, kasus revitalisasi Monas itu hanyalah fenomena puncak gunung es.
Demikian disampaikan Wakil Sekjen DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Solihin Pure kepada JPNN, Minggu (2/2/2020).
Berbagai persoalan yang muncul ke permukaan itu hanyalah sedikit gambaran.
Yakni kelalaian Anies Basweda dalam menjalankan roda pemerintahan DKI Jakarta.
Pure menduga, banyak hal-hal serupa yang kemungkinan belum dan akan terungkap di kemudian hari.
Menurutnya, hal itu diakibatkan Anies yang terlalu percaya diri dengan dukungan dan puja-puji para pendukung dan loyalisnya.
Sehingga, hal itu kemudian membuat Anies lengah da kurang teliti dalam melakukan kajian perencanaan dari suatu proyek.
“Saya kira kasus ini menunjukkan Anies sangat lemah dari segi administrasi negara, maka secara otomatis lemah juga dari segi leadership,” tutur Pure.
Anak buah Yusril Ihza Mahendra ini menyebut, Anies harusnya paham bahwa penataan Monas diatur berdasarkan Keppres Nomor 25 Tahun 1995 tentang Pembangunan Kawasan Medan Merdeka di Wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
Mestinya, paling tidak ada anak buah yang selama ini membantu dan memberi tahu mantan Rektor Universitas Paramadina itu.
Terutama dari puluhan pemikir yang selama ini menjadi anggota tim Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta.
“Jadi melihat kondisi yang ada, saya kira peribahasa ‘the devil is in the details’ merupakan ungkapan yang tepat untuk diingat Anies Baswedan,” kata Pure.
Artinya, hal detail yang terlihat kecil dan sederhana bisa sangat berpengaruh terhadap hal yang lebih besar.
Pure berharap mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu belajar lebih teliti lagi dalam mengambil keputusan terkait kebijakan-kebijakan strategis ke depan.
“Agar tak terpeleset pada kerikil-kerikil tajam,” pungkasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah mengakui ada kelalaian administrasi dalam proyek revitalisasi kawasan Monas.
Menurutnya, kelalaian itu hanya terjadi di era Gubernur Anies Baswedan.
“Mungkin ada kelalaian di antara semuanya ini, dan itu (biasanya) tidak pernah dilakukan. Jadi biasa-biasanya berjalan saja, tapi demi tertib administrasi kami berkirim surat (ke Sekretariat Negara),” kata Saefullah di Balai Kota Jakarta, Kamis (30/1).
Karena hal itu, Saefullah mengharapkan surat yang telah diajukan beberapa hari lalu dapat segera direspons.
Sehingga rapat bersama Komisi Pengarah Kawasan Medan Merdeka dapat segera digelar untuk membahas revitalisasi Monas.
Lebih lanjut, menurut Saefullah, berdasarkan Keppres Nomor 25 tahun 1995 tentang Pembangunan Kawasan Medan Merdeka di Wilayah DKI Jakarta, zonasinya tak hanya kawasan Monas.
Menurut dia, terdapat zona penyangga Taman Medan Merdeka yang dibatasi oleh Jalan Medan Merdeka, zona pelindung Taman Medan Merdeka dibatasi Jalan Juanda, Jalan Pos, Jalan Lapangan Banteng, Sungai Ciliwung, Jalan Kebon Sirih dan Jalan Abdul Muis.
“Idealnya kalau mau ikutin Keppres, itu seluruh aktivitas yang ada di situ harus mendapat persetujuan dari Komisi Pengarah,” kata Saefullah memberikan penilaian
software untuk mengakses internet
plasa hosting
jasa pembuatan website iklan baris
spesifikasi komputer server
kumpulan software komputer
hosting and domain
pengertian klaim asuransi
webhost indonesia
asuransi islam
dedicated server indonesia
pengertian premi asuransi
atlas indonesia
pengertian asuransi syariah
web hosting terbaik di indonesia
perusahaan keuangan di indonesia
hosting web
daftar asuransi terbaik di indonesia
download software pc terbaru
web hosting terbaik indonesia
web hosting terbaik indonesia
makalah tentang asuransi kesehatan
makalah asuransi
cloud hosting indonesia
usaha kesehatan sekolah
universitas islam attahiriyah
travelling in indonesia
contoh bisnis plan sederhana
daftar perusahaan asuransi di indonesia
universitas internasional batam
webhosting terbaik
cloud server indonesia
file hosting indonesia
hosting domain murah
asuransi menurut islam
jumlah penduduk indonesia
biaya kuliah universitas pancasila
web hosting termurah
web hosting gratisan
manulife indonesia
pt asuransi adira dinamika
indonesian travel
domain murah
allianz indonesia
harga web hosting
universitas pendidikan indonesia
cara membuat server vpn
peringkat universitas di indonesia
web hosting support php
host indonesia
domain paling murah
biaya kuliah universitas trisakti
harga hosting website
indonesia travel guide
hosting domain
website builder indonesia
jurusan universitas indonesia
domain dan hosting
web hosting indonesia
indonesia travel
laporan keuangan perusahaan go publik
daftar universitas di indonesia
domain dan hosting adalah
daftar asuransi terbaik
kode negara indonesia
pengertian hukum asuransi
universitas multimedia nusantara
beli domain indonesia
vps indonesia
asuransi perjalanan ke eropa
peta indonesia lengkap
webhosting indonesia
makalah asuransi syariah
asuransi perusahaan
adira asuransi
promo domain murah
bus indonesia
domain hosting murah
daftar asuransi
pengertian asuransi pendidikan
Nunavut budaya
Lini Dayton Freight
Hard drive Data Recovery Services
Donate a Car di Maryland
Pengganti motor
Insurance
Gas/Electricity
Mortgage
Attorney
Loans
Lawyer
Donate
Conference Call
Degree
Credit
Gubernur Anies Baswedan tak henti-hentinya membuat kebijakan kontroversial yang membuatnya terus-terusan mendapat sorotan tajam.
Terbaru adalah proyek revitalisasi Monas. Yang awalnya bersikukuh, kini proyek itu dihentikan.
Akan tetapi, kasus revitalisasi Monas itu hanyalah fenomena puncak gunung es.
Demikian disampaikan Wakil Sekjen DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Solihin Pure kepada JPNN, Minggu (2/2/2020).
Berbagai persoalan yang muncul ke permukaan itu hanyalah sedikit gambaran.
Yakni kelalaian Anies Basweda dalam menjalankan roda pemerintahan DKI Jakarta.
Pure menduga, banyak hal-hal serupa yang kemungkinan belum dan akan terungkap di kemudian hari.
Menurutnya, hal itu diakibatkan Anies yang terlalu percaya diri dengan dukungan dan puja-puji para pendukung dan loyalisnya.
Sehingga, hal itu kemudian membuat Anies lengah da kurang teliti dalam melakukan kajian perencanaan dari suatu proyek.
“Saya kira kasus ini menunjukkan Anies sangat lemah dari segi administrasi negara, maka secara otomatis lemah juga dari segi leadership,” tutur Pure.
Anak buah Yusril Ihza Mahendra ini menyebut, Anies harusnya paham bahwa penataan Monas diatur berdasarkan Keppres Nomor 25 Tahun 1995 tentang Pembangunan Kawasan Medan Merdeka di Wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
Mestinya, paling tidak ada anak buah yang selama ini membantu dan memberi tahu mantan Rektor Universitas Paramadina itu.
Terutama dari puluhan pemikir yang selama ini menjadi anggota tim Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta.
“Jadi melihat kondisi yang ada, saya kira peribahasa ‘the devil is in the details’ merupakan ungkapan yang tepat untuk diingat Anies Baswedan,” kata Pure.
Artinya, hal detail yang terlihat kecil dan sederhana bisa sangat berpengaruh terhadap hal yang lebih besar.
Pure berharap mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu belajar lebih teliti lagi dalam mengambil keputusan terkait kebijakan-kebijakan strategis ke depan.
“Agar tak terpeleset pada kerikil-kerikil tajam,” pungkasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah mengakui ada kelalaian administrasi dalam proyek revitalisasi kawasan Monas.
Menurutnya, kelalaian itu hanya terjadi di era Gubernur Anies Baswedan.
“Mungkin ada kelalaian di antara semuanya ini, dan itu (biasanya) tidak pernah dilakukan. Jadi biasa-biasanya berjalan saja, tapi demi tertib administrasi kami berkirim surat (ke Sekretariat Negara),” kata Saefullah di Balai Kota Jakarta, Kamis (30/1).
Karena hal itu, Saefullah mengharapkan surat yang telah diajukan beberapa hari lalu dapat segera direspons.
Sehingga rapat bersama Komisi Pengarah Kawasan Medan Merdeka dapat segera digelar untuk membahas revitalisasi Monas.
Lebih lanjut, menurut Saefullah, berdasarkan Keppres Nomor 25 tahun 1995 tentang Pembangunan Kawasan Medan Merdeka di Wilayah DKI Jakarta, zonasinya tak hanya kawasan Monas.
Menurut dia, terdapat zona penyangga Taman Medan Merdeka yang dibatasi oleh Jalan Medan Merdeka, zona pelindung Taman Medan Merdeka dibatasi Jalan Juanda, Jalan Pos, Jalan Lapangan Banteng, Sungai Ciliwung, Jalan Kebon Sirih dan Jalan Abdul Muis.
“Idealnya kalau mau ikutin Keppres, itu seluruh aktivitas yang ada di situ harus mendapat persetujuan dari Komisi Pengarah,” kata Saefullah memberikan penilaian
0 Response to "Anies Baswedan Buta Puja-puji Loyalis, Terus Kepedean, Aslinya Lemah Leadership"
Post a comment