
Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno angkat bicara terkait banyaknya petugas penyelenggara pemilu yang meninggal dunia dan sakit.
Dari data terakhir, jumlah petugas penyelenggara pemilu yang meninggal dunia tercatat berjumlah 326 orang sedangkan ribuan lainnya jatuh sakit.
Pendamping Prabowo Subianto itu meninta agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak kejar tayang dalam melakukan penghitungan suara.
Menruutnya, penyelenggara pemilu itu harus memperhatikan keselamatan para petugas yang membantu berjalannya proses Pemilu Serentak 2019.
Demikian disampaikan Sandiaga Uno kepada wartawan di Masjid At-Taqwa, Jakarta Selatan, Minggu (28/4/2019).
“Jangan kejar tayang. Kalau misalnya dikejar tayang, akhirnya korban terus berjatuhan. Ini sangat sangat bertentangan dengan nilai-nilai hak asasi manusia,” kata Sandi dikutip PojokSatu.id dari JawaPos.com.
Mantan Wagub DKI Jakarta itu bahkan mengaku mendengar informasi ada petugas KPPS yang disuruh bekerja dimulai dari pukul 08.00 hingga 24.00.
Waktu tugas itu setara dengan 16 jam kerja. Waktu selama itu dinilainya sangat tidak manusiawi.
“Kelelahan hanya untuk mementingkan tenggat waktu atau deadline ini sangat tidak manusiawi,” imbuhnya.
Istri Nur Asia Uno itu juga menambahkan, meninggalnya ratusan petugas KPPS ini adalah sebuah bencana besar yang harus mendapat perhatian khusus dari seluruh elemen bangsa.
Jika kondisi demikian masih diteruskan, bukan tidak mungkin semakin banyak korban yang berjatuhan.
“Ini seperti killing field. Saya baca di Jawa Pos kemarin, yang dilaporkan 326 kalau tidak salah. Tapi ini akan terus berlangsung,”
Ia juga menyoroti lambatnya penghitungan suara yang sampai dengan hampir sepekan baru terkumpul 50an persen.
“Secara fundamental ada yang salah. Bukan hanya jujur adil bermartabat, tapi juga sehat,” katanya.
Akan tetapi, dirinya enggan menjawab saat ditanya apakah sebaikny proses penghitungan suara tersebut dihentikan sementa waktu.
“Saya harus koordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia sudah menyampaikan kekhawatirannya,”
“Ini proses yang saya harus ada betul-betul penelahaan secara medis. Kenapa terjadinya korban yang yang terus-menerus berjatuhan seperti ini,” tutupnya.
Untuk diketahui, dari data yang disampaikan KPU, jumlah petugas pemilu yang meninggal dunia sudah mencapai 326 orang dan ribuan lainnya sakit.
Rinciannya, 253 korban berasal dari jajaran KPU, 55 dari unsur Bawaslu, dan 18 personel Polri.
Petugas pemilu yang paling banyak terdapat di Jawa Timur dengan 62 orang, Jawa Barat (61), dan Jawa Tengah (31).
Diperkirakan, sebagian besar di antara ratusan orang itu berusia di atas 40 tahun.
Penyebabnya bermacam-macam. Berdasar laporan KPU provinsi masing-masing, penyebab terbanyak adalah kelelahan, rrutan kedua adalah kecelakaan.
Sedangkan dua orang lainnya meninggal karena bunuh diri.[psid]
software untuk mengakses internet
plasa hosting
jasa pembuatan website iklan baris
spesifikasi komputer server
kumpulan software komputer
hosting and domain
pengertian klaim asuransi
webhost indonesia
asuransi islam
dedicated server indonesia
pengertian premi asuransi
atlas indonesia
pengertian asuransi syariah
web hosting terbaik di indonesia
perusahaan keuangan di indonesia
hosting web
daftar asuransi terbaik di indonesia
download software pc terbaru
web hosting terbaik indonesia
web hosting terbaik indonesia
makalah tentang asuransi kesehatan
makalah asuransi
cloud hosting indonesia
usaha kesehatan sekolah
universitas islam attahiriyah
travelling in indonesia
contoh bisnis plan sederhana
daftar perusahaan asuransi di indonesia
universitas internasional batam
webhosting terbaik
cloud server indonesia
file hosting indonesia
hosting domain murah
asuransi menurut islam
jumlah penduduk indonesia
biaya kuliah universitas pancasila
web hosting termurah
web hosting gratisan
manulife indonesia
pt asuransi adira dinamika
indonesian travel
domain murah
allianz indonesia
harga web hosting
universitas pendidikan indonesia
cara membuat server vpn
peringkat universitas di indonesia
web hosting support php
host indonesia
domain paling murah
biaya kuliah universitas trisakti
harga hosting website
indonesia travel guide
hosting domain
website builder indonesia
jurusan universitas indonesia
domain dan hosting
web hosting indonesia
indonesia travel
laporan keuangan perusahaan go publik
daftar universitas di indonesia
domain dan hosting adalah
daftar asuransi terbaik
kode negara indonesia
pengertian hukum asuransi
universitas multimedia nusantara
beli domain indonesia
vps indonesia
asuransi perjalanan ke eropa
peta indonesia lengkap
webhosting indonesia
makalah asuransi syariah
asuransi perusahaan
adira asuransi
promo domain murah
bus indonesia
domain hosting murah
daftar asuransi
pengertian asuransi pendidikan
Nunavut budaya
Lini Dayton Freight
Hard drive Data Recovery Services
Donate a Car di Maryland
Pengganti motor
Insurance
Gas/Electricity
Mortgage
Attorney
Loans
Lawyer
Donate
Conference Call
Degree
Credit

Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno angkat bicara terkait banyaknya petugas penyelenggara pemilu yang meninggal dunia dan sakit.
Dari data terakhir, jumlah petugas penyelenggara pemilu yang meninggal dunia tercatat berjumlah 326 orang sedangkan ribuan lainnya jatuh sakit.
Pendamping Prabowo Subianto itu meninta agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak kejar tayang dalam melakukan penghitungan suara.
Menruutnya, penyelenggara pemilu itu harus memperhatikan keselamatan para petugas yang membantu berjalannya proses Pemilu Serentak 2019.
Demikian disampaikan Sandiaga Uno kepada wartawan di Masjid At-Taqwa, Jakarta Selatan, Minggu (28/4/2019).
“Jangan kejar tayang. Kalau misalnya dikejar tayang, akhirnya korban terus berjatuhan. Ini sangat sangat bertentangan dengan nilai-nilai hak asasi manusia,” kata Sandi dikutip PojokSatu.id dari JawaPos.com.
Mantan Wagub DKI Jakarta itu bahkan mengaku mendengar informasi ada petugas KPPS yang disuruh bekerja dimulai dari pukul 08.00 hingga 24.00.
Waktu tugas itu setara dengan 16 jam kerja. Waktu selama itu dinilainya sangat tidak manusiawi.
“Kelelahan hanya untuk mementingkan tenggat waktu atau deadline ini sangat tidak manusiawi,” imbuhnya.
Istri Nur Asia Uno itu juga menambahkan, meninggalnya ratusan petugas KPPS ini adalah sebuah bencana besar yang harus mendapat perhatian khusus dari seluruh elemen bangsa.
Jika kondisi demikian masih diteruskan, bukan tidak mungkin semakin banyak korban yang berjatuhan.
“Ini seperti killing field. Saya baca di Jawa Pos kemarin, yang dilaporkan 326 kalau tidak salah. Tapi ini akan terus berlangsung,”
Ia juga menyoroti lambatnya penghitungan suara yang sampai dengan hampir sepekan baru terkumpul 50an persen.
“Secara fundamental ada yang salah. Bukan hanya jujur adil bermartabat, tapi juga sehat,” katanya.
Akan tetapi, dirinya enggan menjawab saat ditanya apakah sebaikny proses penghitungan suara tersebut dihentikan sementa waktu.
“Saya harus koordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia sudah menyampaikan kekhawatirannya,”
“Ini proses yang saya harus ada betul-betul penelahaan secara medis. Kenapa terjadinya korban yang yang terus-menerus berjatuhan seperti ini,” tutupnya.
Untuk diketahui, dari data yang disampaikan KPU, jumlah petugas pemilu yang meninggal dunia sudah mencapai 326 orang dan ribuan lainnya sakit.
Rinciannya, 253 korban berasal dari jajaran KPU, 55 dari unsur Bawaslu, dan 18 personel Polri.
Petugas pemilu yang paling banyak terdapat di Jawa Timur dengan 62 orang, Jawa Barat (61), dan Jawa Tengah (31).
Diperkirakan, sebagian besar di antara ratusan orang itu berusia di atas 40 tahun.
Penyebabnya bermacam-macam. Berdasar laporan KPU provinsi masing-masing, penyebab terbanyak adalah kelelahan, rrutan kedua adalah kecelakaan.
Sedangkan dua orang lainnya meninggal karena bunuh diri.[psid]
0 Response to "Sandiaga Uno Sindir KPU RI, “Ini Seperti Killing Field”"
Post a comment