
Pemungutan suara dalam Pemilu 2019 yang digelar secara serentak sudah selesai dilaksanakan hampir satu pekan ini. Namun panasnya kompetisi antar pasangan calon presiden dan wakil presiden belum juga reda.
Bahkan pada hari-hari terakhir ini, isu adanya kecurangan yang dilakukan penyelenggara pemilu seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan juga jajaran di bawah seperti Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan juga Panitia Pemungutan Suara (PPS) terus mengemuka. Hal itu bukan isapan jempol belaka karena banyak beredar video, dan foto-foto yang menggambarkan kecurangan tersebut.
Salah satu kasus yang diungkap ke publik misalnya dugaan kecurangan di Tempat Pemungutan Suara atau TPS 30, Bojongsari, Depok, Jawa Barat. Dari foto dokumen C1 terlihat bahwa Prabowo Subianto mendapatkan 148 suara, dan Jokowi 63 suara. Tapi kemudian, di website KPU tertulis Jokowi 211 suara, sedangkan Prabowo hanya 3 suara.
Kemudian sebuah video menunjukkan kondisi serupa. Namun kali ini di TPS 1, Girimulyo, Belitang Jaya, Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan. Pasangan Jokowi-Ma'ruf dituliskan mendapatkan suara sebanyak 771 di real count KPU, sedangkan Prabowo-Sandi 73. Padahal, jumlah seluruh suara yang sah sebanyak 144.
Setelah dicek ke dalam formulir C1, ternyata Jokowi-Ma'ruf mendapat suara sebanyak 71. Sementara, Prabowo-Sandi 73. Artinya, ada penggelembungan suara sebesar 700.
Tim dari kubu Prabowo-Sandi yang terkenal dengan sebutan Badan Pemenangan Nasional (BPN) juga sudah menegaskan bahwa mereka menemukan 1.200 lebih indikasi kecurangan pemilu di berbagai daerah di Indonesia. Tim advokasi BPN telah melayangkan laporan ke Badan Pengawas Pemilu dan Komisi Pemilihan Umum.
Dugaan kecurangan pemilu ditemukan di tingkat TPS baik dalam proses pemungutan suara dan penghitungan suara. Ada kertas suara digotong ke tempat yang tidak representatif, ada petugas KPPS nyoblos sendiri kertas suara hingga muncul angka yang fantastis.
Mereka juga mencurigai Babinsa yang ditarik dari wilayah pemantauan pemilu. Peran Babinsa pun digantikan polisi, terutama saat mengawal kotak suara. BPN menduga pihak-pihak tersebut ikut melakukan tindakan curang saat mengamankan kotak suara pemilu.
Tidak hanya itu saja, kasus-kasus yang lebih mengkhawatirkan juga terjadi. Seperti pembakaran kotak suara di Jambi yang dilakukan oleh seorang calon anggota legislatif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, dan dua orang Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam).
Sebelumnya, publik di tanah air juga sudah dihebohkan dengan kasus dugaan kecurangan di Malaysia, dan Australia. Serta ketidakberesan para Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) yang membuat proses pemungutan suara berjalan ruwet.
Masih belum berhenti, usai pemungutan suara di dalam negeri pada Rabu, 17 April 2019, juga sempat ramai tagar KPU jangan curang di jagat media sosial. Dan muncul petisi memidanakan petugas KPU yang ditandatangani ratusan ribu orang.[vv]
software untuk mengakses internet
plasa hosting
jasa pembuatan website iklan baris
spesifikasi komputer server
kumpulan software komputer
hosting and domain
pengertian klaim asuransi
webhost indonesia
asuransi islam
dedicated server indonesia
pengertian premi asuransi
atlas indonesia
pengertian asuransi syariah
web hosting terbaik di indonesia
perusahaan keuangan di indonesia
hosting web
daftar asuransi terbaik di indonesia
download software pc terbaru
web hosting terbaik indonesia
web hosting terbaik indonesia
makalah tentang asuransi kesehatan
makalah asuransi
cloud hosting indonesia
usaha kesehatan sekolah
universitas islam attahiriyah
travelling in indonesia
contoh bisnis plan sederhana
daftar perusahaan asuransi di indonesia
universitas internasional batam
webhosting terbaik
cloud server indonesia
file hosting indonesia
hosting domain murah
asuransi menurut islam
jumlah penduduk indonesia
biaya kuliah universitas pancasila
web hosting termurah
web hosting gratisan
manulife indonesia
pt asuransi adira dinamika
indonesian travel
domain murah
allianz indonesia
harga web hosting
universitas pendidikan indonesia
cara membuat server vpn
peringkat universitas di indonesia
web hosting support php
host indonesia
domain paling murah
biaya kuliah universitas trisakti
harga hosting website
indonesia travel guide
hosting domain
website builder indonesia
jurusan universitas indonesia
domain dan hosting
web hosting indonesia
indonesia travel
laporan keuangan perusahaan go publik
daftar universitas di indonesia
domain dan hosting adalah
daftar asuransi terbaik
kode negara indonesia
pengertian hukum asuransi
universitas multimedia nusantara
beli domain indonesia
vps indonesia
asuransi perjalanan ke eropa
peta indonesia lengkap
webhosting indonesia
makalah asuransi syariah
asuransi perusahaan
adira asuransi
promo domain murah
bus indonesia
domain hosting murah
daftar asuransi
pengertian asuransi pendidikan
Nunavut budaya
Lini Dayton Freight
Hard drive Data Recovery Services
Donate a Car di Maryland
Pengganti motor
Insurance
Gas/Electricity
Mortgage
Attorney
Loans
Lawyer
Donate
Conference Call
Degree
Credit

Pemungutan suara dalam Pemilu 2019 yang digelar secara serentak sudah selesai dilaksanakan hampir satu pekan ini. Namun panasnya kompetisi antar pasangan calon presiden dan wakil presiden belum juga reda.
Bahkan pada hari-hari terakhir ini, isu adanya kecurangan yang dilakukan penyelenggara pemilu seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan juga jajaran di bawah seperti Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan juga Panitia Pemungutan Suara (PPS) terus mengemuka. Hal itu bukan isapan jempol belaka karena banyak beredar video, dan foto-foto yang menggambarkan kecurangan tersebut.
Salah satu kasus yang diungkap ke publik misalnya dugaan kecurangan di Tempat Pemungutan Suara atau TPS 30, Bojongsari, Depok, Jawa Barat. Dari foto dokumen C1 terlihat bahwa Prabowo Subianto mendapatkan 148 suara, dan Jokowi 63 suara. Tapi kemudian, di website KPU tertulis Jokowi 211 suara, sedangkan Prabowo hanya 3 suara.
Kemudian sebuah video menunjukkan kondisi serupa. Namun kali ini di TPS 1, Girimulyo, Belitang Jaya, Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan. Pasangan Jokowi-Ma'ruf dituliskan mendapatkan suara sebanyak 771 di real count KPU, sedangkan Prabowo-Sandi 73. Padahal, jumlah seluruh suara yang sah sebanyak 144.
Setelah dicek ke dalam formulir C1, ternyata Jokowi-Ma'ruf mendapat suara sebanyak 71. Sementara, Prabowo-Sandi 73. Artinya, ada penggelembungan suara sebesar 700.
Tim dari kubu Prabowo-Sandi yang terkenal dengan sebutan Badan Pemenangan Nasional (BPN) juga sudah menegaskan bahwa mereka menemukan 1.200 lebih indikasi kecurangan pemilu di berbagai daerah di Indonesia. Tim advokasi BPN telah melayangkan laporan ke Badan Pengawas Pemilu dan Komisi Pemilihan Umum.
Dugaan kecurangan pemilu ditemukan di tingkat TPS baik dalam proses pemungutan suara dan penghitungan suara. Ada kertas suara digotong ke tempat yang tidak representatif, ada petugas KPPS nyoblos sendiri kertas suara hingga muncul angka yang fantastis.
Mereka juga mencurigai Babinsa yang ditarik dari wilayah pemantauan pemilu. Peran Babinsa pun digantikan polisi, terutama saat mengawal kotak suara. BPN menduga pihak-pihak tersebut ikut melakukan tindakan curang saat mengamankan kotak suara pemilu.
Tidak hanya itu saja, kasus-kasus yang lebih mengkhawatirkan juga terjadi. Seperti pembakaran kotak suara di Jambi yang dilakukan oleh seorang calon anggota legislatif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, dan dua orang Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam).
Sebelumnya, publik di tanah air juga sudah dihebohkan dengan kasus dugaan kecurangan di Malaysia, dan Australia. Serta ketidakberesan para Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) yang membuat proses pemungutan suara berjalan ruwet.
Masih belum berhenti, usai pemungutan suara di dalam negeri pada Rabu, 17 April 2019, juga sempat ramai tagar KPU jangan curang di jagat media sosial. Dan muncul petisi memidanakan petugas KPU yang ditandatangani ratusan ribu orang.[vv]
0 Response to "Menyoal Kecurangan Pemilu"
Post a comment